IRT di Yogyakarta, Sukses Olah Kulit Ceker dan Kakap

Editor: Mahadeva WS

YOGYAKARTA – Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), warga Kampung Pujokusuman, Mergangsan, Yogyakarta, Therisia Ed Widiastri, sukses memanfaatkan limbah kulit ceker ayam dan kulit ikan kakap menjadi makanan olahan. 

Pembuat kuliner olahan berupa keripik yang akrab disapa Astri tersebut, memulai bisnisnya sejak enam bulan lalu. Berawal dari informasi seorang teman, Dia pun memberanikan diri mencoba membuat olahan keripik kulit ceker ayam dan keripik kulit ikan kakap. “Awalnya hanya coba-coba, caranya dengan merendam ceker ayam memakai larutan injet. Lalu dikukus dan kulitnya diklocop. Setelah itu dijemur dan digoreng,” katanya kepada Cendananews, Selasa (13/11/2018).

Selain memiliki rasa yang sangat gurih, keripik kulit ceker ayam dan kulit ikan kakap buatannya juga memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Produknya sangat bagus dikonsumsi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. “Selain memiliki banyak gizi, keripik kulit ceker ayam dan kulit ikan kakap ini juga tanpa bahan pengawet. Sehingga aman dikonsumsi,” tambahnya.

Dalam sebulan, Astri mengaku mampu memproduksi sedikitnya 100 bungkus keripik kulit ceker ayam dan 200 bungkus keripik kulit ikan kakap. Satu bungkus keripik kulit ceker dijual Rp20ribu. Keripik kulit ikan kakap dijual Rp25ribu per 100 gram. “Keripik ini bisa tahan renyah hingga 10 hari. Biasanya saya jual kepada pelanggan. Selain itu juga lewat pameran-pameran saat ada kegiatan bazar UKM baik dari Kelurahan, Kecamatan, atau Kabupaten, Kota, dan Propinsi,” ujarnya.

Usaha tersebut, saat ini terkendala ketersediaan bahan baku kulit ikan kakap. Bahan baku saat ini masih harus didatangkan dari Semarang. Sementara, saat kondisi langka, harga bahan baku menjadi semakin mahal.

Lihat juga...