Aktivitas Penambangan Emas di Kokap Mulai Menurun Drastis

Editor: Mahadeva WS

YOGYAKARTA – Tak banyak yang tahu, jika kawasan perbukitan Menoreh, menyimpan hasil alam berupa sumber daya mineral emas bernilai jual tinggi. Hal itu bisa ditemui di kawasan Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta. 

Sejak era 80an, sejumlah lokasi di kawasan perbukitan tersebut, telah menjadi lokasi penambangan rakyat. Sejumlah penambang, dari Jawa Barat dan warga sekitar, menggali bukit-bukit hingga kedalaman puluhan meter untuk mencari emas. Meski jumlahnya telah menyusut drastis, aktivitas penambangan emas di daerah tersebut hingga saat ini masih berjalan. Seperti yang terlihat di Desa Kalisari, tepatnya di pedukuhan Sangon dan Plampang.

Nomo menjunjukkan bekas lubang galian penambangan emas dusun Plampang 2, Kalisari, Kokap, Kulonprogo – Foto: Jatmika H Kusmargana

“Saat ini aktivitas penambangan emas sudah jauh berkurang. Kalau dulu, ada puluhan lokasi di hampir semua dusun di Kalisari. Tapi sekarang tinggal empat lokasi saja. Di Sangon satu, Sangon dua dan Plampang dua,” ujar warga Plampang 2, yang juga bekas pelaku penambangan, Nomo, Rabu (7/11/2018).

Nomo menyebut, biaya operasional penambangan tidak sebanding dengan emas yang didapat. Hal itulah yang menjadikan aktivitas penambangan di Desa Kalisari, Kokap semakin menurun. Perhitungan ideal Nomo, satu ton bahan galian berupa batu, seharusnya minimal menghasilkan 12 gram emas. Jumlah tersebut untuk pendapatan perhari. Tapi kenyataannya, hasil yang didapat hanya delapan gram saja. Sehingga tidak nutup biaya operasional. “Karena itu banyak aktivitas penambangan yang berhenti,” ujarnya.

Lihat juga...