Menilik Pidato Kenegaraan Presiden Soeharto Jelang HUT Kemerdekaan RI

Editor: Satmoko Budi Santoso

Pidato kenegaraan pada 15 Agustus 1987, sebagaimana dilansir dalam http://www.soeharto.co mengutip buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Antara Pustaka Utama, Jakarta, 2008, bahwa Presiden Soeharto menyerukan agar semua kekuatan politik dan organisasi kemasyarakatan menyiapkan diri di bidang masing-masing.

Program-­program yang akan diperjuangkan dalam Sidang Umum MPR mendatang dan selanjutnya melaksanakan program umum nasional berupa GBHN hasil sidang umum itu.

“Untuk itu semua kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan pada waktunya perlu menyusun kembali program masing-masing dalam rangka melaksanakan GBHN yang akan ditetapkan nanti,” imbaunya.

Presiden Soeharto mengatakan, di bidang ideologi dan politik bangsa Indonesia telah berhasil meletakkan kerangka landasan yang diperlukan dan hal tersebut didasarkan pada hasil sukses Pemilihan Umum 1987. Setelah semua kekuatan sosial-politik menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas.

Tentang Pemilu, Presiden menilai berjalan lebih tertib dan lebih aman dibanding dengan Pemilu tahun 1982 dan itu menunjukkan kualitas makin tinggi dari pesta demokrasi Indonesia.

“Pengalaman juga mengajarkan bahwa kampanye Pemilu yang menitik-beratkan pada program nyata ternyata tidak kalah menarik dibanding kampanye berbau ideologi golongan atau azas ciri golongan yang hanya menimbulkan ketegangan dan keretakan,“ ujarnya.

Dengan Pemilu 1987 itu, menurut Presiden Soeharto, berarti bangsa Indonesia telah meninggalkan budaya politik lama, yang menganggap politik sebagai adu kekuatan, pembentukan dan pengerahan kekuatan untuk berhadapan dengan golongan lain.

Lihat juga...