1.189 Madrasah di Bangkalan Menerima Bosda
BANGKALAN – Sebanyak 1.189 Madrasah Diniyah di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mendapat bantuan operasional sekolah daerah (bosda) dari pemerintah daerah setempat.
“Total anggaran yang dialokasi untuk Bosda Madin (Madrasah Diniyah) ini sebesar Rp6,4 miliar lebih. Alokasi dari APBD Provinsi Jawa Timur,” ujar Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bangkalan Hamidah di Bangkalan, Minggu (26/8/2018).
Hanya saja, Bosda Madin tersebut hingga kini belum dicairkan ke masing-masing sekolah penerima bantuan. Pencairan masih menunggu kelengkapan berkas administrasi. Syarat untuk bisa memperoleh Bosda Madin antara lain, lembaga harus mengajukan proposal ke Kemenag Bangkalan.
Selain itu, Madin yang bisa mengusulkan bosda harus berbadan hukum, dan harus memiliki minimal 10 santri. Tahun ini lembaga Madin yang mengajukan usulan untuk mendapat Bosda ada 1.236 lembaga. Dari jumlah itu, yang disetujui hanya 1.189 lembaga. “Ke-47 lembaga yang tidak lolos administrasi ini, rata-rata karena tidak memiliki izin operasional,” jelas Hamidah.
Menurut dia, Bosda tidak hanya diberikan ke madrasah diniyah saja, akan tetapi juga diberikan ke pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan Madrasah Diniyah. Besaran penerimaan dana setiap Madin tidak sama, untuk Madin dengan kualifikasi wustho, besaran Bosda bergantung jumlah siswa. Setiap murid dianggarkan Rp25 ribu per bulan. Sementara kategori ula Rp15 ribu per bulan. “Dana tersebut diberikan setiap enam bulan dan rata-rata setiap madin menerima sekitar Rp4,5 juta rupiah per tahun,” katanya.
Kepala Subbagian Perencanaan dan Evaluasi pada Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Bangkalan Eriady Santoso menyebut, hingga kini Bosda Madin memang belum dicairkan, karena belum ada usulan dari Kemenag Bangkalan. “Jika usulan dari Kemenag telah disampaikan kepada kami, pencairan tentu bisa segera dilaksanakan,” jelasnya.