Lamang Panggang Jajanan ‘Tradisional’ Kecil tapi Memuaskan
Hal utama yang dilakukan ialah memasak nasi lamak atau beras ketan. Setelah beras ketan matang, dicampur dengan santan kepala. Sembari mencapuri, juga bisa membuat ‘luwo’. Luwo ini merupakan campuran parutan kelapa dengan gula merah. Untuk membuat luwo pun terbilang mudah yakni hanya perlu mencairkan gula merah, setelah itu taburi di atas parutan kepala, lalu diaduk hingga gula merahnya menggelimuri parutan kelapanya.
“Nah kalau nasi ketan dan luwo telah masak. Saatnya melakukan pembukusan nasi ketan yang diisi luwo itu dengan ukuran bungkusan yang terbilang cukup kecil, yakni sekira ukuran telur ayam kampung,” jelasnya, Sabtu (27/1/2018).
Apabila nasi ketan bersama luwo telah dibungkus dengan duan pisang, saatnya pemanggangan dilakukan. Pemanggangan lamang ini tidaklah di atas bara api seperti halnya membakar ikan. Tapi, untuk membakar lamang itu menggunakan sebuah seng polos yang di bawahnya terdapat hangat bara api yang bersumber dari sabut atau kulit kelapa tua yang sebelumnya telah dibakar.
Waktu proses pemasakannya juga terbilang tidak menentu. Pasalnya, semakin besar bara api yang dibuat untuk membakar lamang itu, maka semakin cepat waktu pemanggangannya. Biasanya, kata Desi, untuk memanggang lamang itu tidak ada hitungan matang apa belum. Sebab, bahan-bahan yang sudah dibuat itu, sebelumnya sudah dimasak secara matang.
Hanya saja, pemanggangan dilakukan, sebagai upaya masyarakat untuk mendapatkan rasa yang lebih enak dan mengeluarkan wangi yang khas. Sebab, perpaduan beras ketan dan luwo dan dibungkus dengan duan pisang itu, dapat mengeluarkan aroma yang menggugah selera.