Yuk Mengintip Penari Diklat Anjungan Jawa Barat TMII
“Bukan sekedar tarian, namun sebuah simbolisasi kecintaan pada budaya yang tumbuh perlahan dalam jiwa mereka. Saya bangga bisa melatih mereka,” kata Maulana kepada CendanaNews, Minggu (19/11/2017).
Dijelaskan Maulana, tari khas Jawa Barat ini terdiri dari 9 tingkatan dasar tarian gerak. Tingkat pertama yaitu tari gemuruh, kedua larasakti, dan ketiga adalah gandrung. Sedangkan keempat yakni tablo, kelima senggot dan keenam adalah pamayang.
Adapun ketujuh yakni ruwingkang, kedelapan langgegor, dan kesembilan adalah tablo kasmaran.
“Cukup dengan meronggoh uang Rp50 ribu setiap bulannya, anak-anak bisa berlatih tari khas Sunda, tiga kali dalam seminggu. Yakni Selasa, Sabtu, dan Jumat pukul 14.00-17.00 WIB,” ungkap Maulana.
Baca: Ulinan Lembur, Ragam Dolanan Anak Sarat Makna
Kenapa murah?Maulana memberikan alasan. Menurutnya, karena latihan menari ini bertujuan untuk pengembangan dan pelestarian budaya. Sesuai dengan visi dan misi Jawa Barat mengangkat kearifan lokal.
“Kearifan lokal itu salah satunya seni budaya yang merupakan benteng kemajuan Jawa Barat yang harus dilestarikan agar lebih dikenal,” ujarnya.
Dalam pelestarian seni budaya Jawa Barat, dirinya merasa bangga karena anak didiknya kerap kali pentas tidak hanya dalam lingkup acara yang digelar TMII. Seperti pada HUT TMII, Hari Anak Nasional, Parade Tari Nusantara, dan lainnya. Tapi juga pentas seni di event luar negeri kerap dilakoni.
“Alhamdulilah pernah tampil di luar negeri dalam rangka promosi seni budaya Jawa Barat,” ujarnya.
Maulana berharap ke depan pemerintah Jawa Barat dan pengelola TMII lebih bersinergi lagi dalam upaya pelestarian budaya Jawa Barat. Sehingga lebih dikenal dan menarik tidak hanya pengunjung domestik tapi juga mancanegara. Apalagi di anjungan ini tidak hanya tarian, tersaji juga pembelajaran karawitan (gamelan), angklung, dan lainnya.