Panen Padi Melimpah Berkah Petani dan Buruh Penengahan

Upah angkut gabah perkarung Rp5.000 tersebut diakuinya cukup menjanjikan dibandingkan pekerjaannya sebagai buruh serabutan saat tidak ada pekerjaan.
Selain memperoleh uang hasil buruh angkut padi, dirinya kerap menggunakan waktu untuk mengangkut jerami padi hasil panen untuk dikirim ke pemilik penggemukan sapi dengan harga per ikat jerami sekitar Rp3.000 dan dikerjakannya atas pesanan pemilik ternak sapi penggemukan.
Panen yang cukup baik tersebut bahkan memberi penghasilan bagi isterinya yang ikut menjadi buruh panen dengan sistem harian sebesar Rp80.000 per hari dari ngarit atau memotong padi, numpuk hingga merontokkan padi yang diselesaikan maksimal dalam waktu tiga hari. Sodikin menyebut selama musim panen membaik bulan ini memberi berkah bagi pemilik sawah,buruh angkut hingga buruh panen serta pencari jerami bagi ternak.
“Asal mau capek dan kreatif justru masa panen ini menjadi sarana mencari uang yang halal kuncinya mau kerja keras,” cetus Sodikin.
Sebagian warga yang menggunakan sistem ceblok dengan bagi hasil atau dengan sistem upahan memperoleh uang bahkan bisa membawa pulang gabah atau uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Musim panen di wilayah Penengahan yang masih akan berlangsung hingga pertengahan November. Sebagian lahan sawah dengan varietas padi Ciherang bahkan belum dipanen menunggu padi menguning meski sebagian sudah dipanen dengan cara manual tanpa mesin.
