Panen Padi Melimpah Berkah Petani dan Buruh Penengahan
Panen yang melimpah tersebut bahkan ikut memberi dampak positif bagi tenaga buruh panen dengan sistem bagi hasil 8:1 atau sebanyak 8 kaleng untuk pemilik sawah dan 1 kaleng gabah untuk buruh panen.
Hasil panen yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya, membuat Halim memberikan tambahan dua kaleng untuk setiap hasil panen padi. Sebagian buruh berhasil membawa pulang rata rata sekitar 50 kilogram gabah kering panen yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari.
Padi jenis Ciherang yang ditanam dengan sistem irigasi belum permanen diakuinya justru kondisi airnya berlimpah dibandingkan irigasi permanen yang sebagian saluran airnya sudah rusak.
“Aliran airnya justru cukup lancar sehingga ratusan hektare lahan sawah. Kami masih bisa melakukan aktivitas penanaman padi dan mendapatkan hasil panen yang melimpah dibandingkan sebelumnya hanya kurang dari tiga ton,” ungkapnya.
Sodikin, salah satu buruh angkut gabah dengan kendaraan roda dua miliknya mengaku pada masa panen sebelumnya ia hanya bisa mengangkut sebanyak 100 karung selama masa panen atau mendapatkan hasil sekitar Rp500 ribu dari beberapa pemilik lahan sawah yang menggunakan jasanya. Pada masa panen kali ini ia bahkan mampu mendapatkan upah sekitar Rp800 ribu dari puluhan pemilik lahan sawah di wilayah tersebut.
“Ojek gabah memang masih terbatas sehingga saya bersama empat kawan lain selalu berpindah pindah karena dibutuhkan mengepok gabah dari sawah ke tepi jalan raya,”terang Sodikin.
Proses mengangkut gabah bukan perkara mudah karena sekali angkut dua karung dengan masing masing berat mencapai 50 kilogram harus dibawa melewati jalan sempit. Mereka kerap harus berjalan beriringan agar bisa saling bantu saat terjatuh.