Manifesto Pancasila Sakti Jenderal Gatot Nurmantyo

Sejak menjadi Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo memang sudah terbukti berani menentang komunisme sejak menghadiri Simposium Anti-PKI di Balai Kartini, Jakarta, pada 2 Juni 2016. Dalam pidatonya, Jenderal Gatot menyebut masyarakat harus mewaspadai bangkitnya komunis. Menurut Jenderal Gatot, komunis akan muncul jika kesenjangan sosial dan kemiskinan terjadi. Tak hanya itu, mulai memudarnya budaya gotong royong, adalah awal mula hidupnya komunis.

Dalam simposium itu, Jenderal Gatot sangat yakin, komunis muncul dalam dua peristiwa yang serupa. Yakni pada 1948 ketika pemerintahan yang baru berusia tiga tahun mengalami krisis. Dan pada 1965, yang didahului dengan krisis politik. Biasanya, komunisme muncul saat sebuah bangsa sedang krisis. Seperti setan, diam-diam muncul.

Dalam simposium Balai Kartini, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo sempat berpandangan, PKI tidak bisa bangkit karena sudah ada aturan yang melarangnya, yaitu ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor 25 Tahun 1966. Namun, ketika ada yang mencoba ingin mencabut Tap MPRS XXV/1966 itu, ia memilih untuk menyadarkannya dengan memutar kembali film G30S/PKI.

Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menegaskan, bahwa negara tidak punya rencana minta maaf kepada anggota maupun keluarga kader dan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia sepenuhnya menjamin, tidak akan pemerintah minta maaf. Presiden Jokowi tidak akan pernah minta maaf kepada PKI.

Sementara, selama ini, upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi para pelaku pemberontakan/eks PKI berbentuk Seminar Sejarah 1965 terus berlangsung. Mereka terus menggelorakan bahwa PKI tidak sepenuhnya bersalah pada G30S/PKI 1965. Kegiatan tersebut berkedok kegiatan ilmiah untuk memutarbalikkan fakta sejarah dan membangun opini atau pandangan negatif terhadap negara, pemerintah, dan bangsa Indonesia di mata dunia Internasional, dengan tuduhan, terjadi pelanggaran HAM berat bahkan Genocida yang terjadi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada penumpasan PKI setelah mereka memberontak pada G30/S PKI 1965.

Lihat juga...