Manifesto Pancasila Sakti Jenderal Gatot Nurmantyo

Perintah seorang Panglima TNI kepada prajuritnya, sejauh itu baik dan konstitusional, apa salahnya, Bung? Ini hanya perintah untuk menonton film karya Arifin C Noor berjudul G30S/PKI. Tiba-tiba, setelah Panglima TNI menyuruh prajuritnya sendiri, ada yang sewot, ada yang kebakaran jenggot, ada yang mencerca dan menghina. Dalam dunia militer, seorang Panglima TNI mempunyai otoritas penuh untuk memberi perintah kegiatan kepada prajuritnya. Itu otoritas 1000% Jenderal Gatot kepada prajuritnya. Tak ada yang bisa mengintervensi sama sekali.

Lalu, ketika Presiden Jokowi justru ikut-ikutan nonton bareng film G30S/PKI, apakah mereka yang mencerca Nobar Film di Makorem Bogor, juga akan menghina dan menganggap Presiden Jokowi sebagai antek orde baru? Jika ada yang berpikir demikian, sebenarnya otaknya sudah terlalu picik dan harus dicurigai sebagai komunis antek PKI dan penerus Letkol Untung yang memimpin penculikan para jenderal.

Yang menarik, Jenderal Gatot semakin tidak peduli atas opini masyarakat. Ia tak mau berpolemik. Ini adalah niatan tulusnya untuk meluruskan sejarah. Ia hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena menurut pengamatan Jenderal Gatot, masih banyak prajuritnya yang tidak tahu dengan kekejaman PKI pada 1965.

Jenderal Gatot hanya menaati wejangan dari Presiden Sukarno agar tidak melupakan sejarah. Ia hanya ingin mengingatkan kepada anak bangsa, jangan sampai peristiwa itu terulang. Karena menyakitkan bagi semua pihak. Dan korban kekejaman PKI sangat banyak sekali sejak Indonesia berdiri pada 1945. Sejak dari peristiwa tiga daerah, pemberontakan PKI Muso pada 1948, pengkhianatan PKI pada 1965, serta pemberontakan PKI di Blitar Selatan pada 1968.

Lihat juga...