Serapan Gabah Petani di Kalsel Masih Rendah

BANJARMASIN- Perum BULOG Divisi Regional Kalimantan Selatan, mengakui serapan gabah dari para petani lokal masih tergolong rendah. Kepala Perum Bulog Divre Kalsel, Dedi Supriadi, mengatakan baru merealisasikan serap gabah sebanyak 14.000 ton dari target 41.000 ton gabah pada 2017. Realisasi itu selama semester pertama 2017.

“Kurang dari 40 persen, memang realisasinya jauh dari yang ditargetkan. Kami akui masih cukup rendah, namun tetap berusaha, agar realisasinya terpenuhi sampai tutup tahun,” kata Dedi, kepada awak media, di kantor Bulog Kalsel, Selasa (25/7/2017).

Menurut Dedi, rendahnya serapan gabah dipicu oleh tingginya harga jual gabah para petani. Alhasil, Bulog kesulitan membeli, karena harga beli di atas Harga Pokok Pembelian (HPP). Dedi harus berpatokan pada HPP yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat.

“HPP sampai hari ini untuk gabah kering panen sebesar Rp3.700 per kilogram, lalu gabah kering giling sebesar R 4.650 per kilogram. Nah, kalau harganya lebih dari itu kami tentu tak bisa membelinya,” Dedi melanjutkan.

Agar target bisa tercapai, dia terus melakukan berbagai terobosan. Pihaknya turun jemput bola ke lapangan membeli gabah petani lokal sesuai HPP. Lewat cara ini, ia berharap Bulog Kalsel sanggup memenuhi realisasi penyaluran beras sejahtera (Rastra) di Kalsel.

Dengan membeli gabah sesuai HPP, Dedi ingin mengangkat harkat dan martabat petani lokal. Selain itu, petani bisa menghindari ulah tengkulak nakal yang sering merugikan petani. “Karena membeli gabah dengan harga rendah,” ujar dia.

Lihat juga...