Komunitas Gandjel Rel, Eksistensi Blogger Perempuan Semarang

JUMAT, 10 MARET 2017

SEMARANG — Mata tertuju pada monitor, tangan yang lentik berkali-kali menekan keyboard komputer. Ide yang ada di kepala disalurkan melalui tulisan dan setelah selesai ditampilkan dalam blog. Begitulah rutinitas sehari-hari Rahmi Aziza, ibu rumah tangga selain bermain bersama anak kesayangannya.
Salah Satu Kegiatan Komunitas Ngumpul Bareng
Saat ditemui CDN , Rahmi Aziza, Ketua Komunitas Blogger Gandjel Rel (KBGR) banyak bercerita tentang impian komunitasnya serta harapan ke depan. Baginya Gandjel rel adalah tempat menyalurkan kebebasannya dalam menulis, sebab perempuan pada dasarnya makhluk yang ceriwis sehingga butuh tempat untuk menyalurkan ide dan kreatifitas dan blog dianggap wadah yang tepat.
Niat mendirikan komunitas Gandjel Rel tercetus ketika Rahmi sering berkumpul dengan Uniek Kaswarganti, Wuri Nugraeni, Lestari dan Dewi Rieka. Mereka melihat kegiatan ngeblog di Semarang sedikit lesu, seringkali jarang ada event yang melibatkan blogger, terutama perempuan. Akhirnya, pada bulan Februari 2014 Komunitas Gandjel Rel  dibentuk.
“Gandjel Rel (kue beraroma jahe, teksturnya padat dan kesat, manis) dipilih karena merupakan kue khas semarang,” kenang Rahmi.
Ketua Komunitas Blogger Gandjel Rel Rahmi Aziza dengan bukunya Mak Irits
Setelah berdiri, KBGR sering mengadakan pertemuan rutin untuk menulis blog bersama hingga mengadakan pelatihan bagi masyarakat. Dengan menggunakan feminisme, pembacanya didominasi oleh kaum hawa. Berkat kerja keras bersama, saat ini KGBR sudah mempunyai anggota di Facebook sekitar 100 orang, jika ada kegiatan yang datang bisa separuhnya.
Buah usaha mereka, KGBR akhirnya mereka sering dilibatkan dalam event, mereka sering diminta oleh perusahaan untuk menulis dalam blog, mereka pernah dipercaya untuk menyelenggarakan lomba dengan tema “Jepret Kuliner Nusantara” oleh salah satu brand smartphone ternama. 
Dengan slogan Ngeblog Ben Rak Ngganjel (Ngeblog biar tidak mengganjal) KGBR ingin menunjukkan kemampuan perempuan. Selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan juga bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan mengeluarkan idenya dalam tulisan. Lebih lanjut Rahmi mengatakan bahwa dengan ngeblog, dia bisa menjaga anak-anaknya serta mendapatkan penghasilan tambahan. Karena kepiawaiannya dalam menulis blog, akhirnya penerbit buku mempublikasikan karyanya yang berjudul Mak Irits.
Sementara itu Sekretaris KGBR, Wuri Nugraeni mengakui suka dengan dunia blogger ketika menjadi reporter di Jakarta pada tahun 2007. Saat itu dirinya mewawancarai beberapa blogger padahal dirinya sama sekali blank, karena penasaran akhirnya membuat blog sendiri, ternyata malah keasyikan karena isinya kebanyakan mengenai curhat, setelah pindah mengikuti suami ke Semarang akhirnya kegiatan ngeblognya rutin dilanjutkan sampai sekarang.
Pengalaman menarik wuri sebagai blogger ketika tahun 2012 iseng mengikuti lomba blog ternyata malah mendapat laptop karena menjadi juara 1. Karena tulisannya, Wuri juga menjadi tim copy writer di perusahaan periklanan di bandung tahun 2014.
Sekretaris Komunitas Blogger Ganjel Rel Wuri Nugraeni
Yang diperlukan untuk menjadi seorang Blogger seperti Wuri adalah konsistensi menulis minimal satu postingan dalam satu minggu. Setelah tulisannya jadi, dishare link-nya ke beberapa komunitas blogger. Selain itu disarankan juga untuk aktif online di beberapa komunitas Blogger, karena job untuk blogger itu berasal dari rekomendasi blogger lainnya.
“Saya berharap bisa menulis hal yang positif, karena sebagai seorang ibu merasa gemas ketika lihat postingan di internet banyak yang negatif,” tutur Wuri.
Ke depannya Wuri berharap agar KBGR bisa terus menjadi wadah bagi blogger perempuan di Semarang untuk mengembangkan potensi mereka.

Jurnalis : Khusnul Imanuddin / Redaktur : ME. Bijo Dirajo / Foto : Khusnul Imanuddin

Lihat juga...