KAMIS, 9 MARET 2017
DEPOK — Perkembangan kesenian musik di zaman modern ini, dapat dikatakan sungguh luarbiasa. Semakin hari, bulan, maupun tahun berganti, blantika musik selalu menghiasi jagat dunia. Segala jenis aliran atau genre musik selalu menampilkan dan melahirkan karya-karya terbaru. Perkembangan dunia musik ini ternyata juga diikuti dengan musik-musik kesenian yang terdapat di daerah. Kesenian musik tradisional belakangan ini justru dapat dikatakan semakin berkembang dengan pesat, dan semakin dikenal baik di daerahnya sendiri maupun di luar daerahnya.
![]() |
Kegiatan Gamelan dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. |
Seperti yang dikatakan Dr. Ari Prasetiyo, S.S., M.Si, pengajar program Studi Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Sekar Widya Makara UI pengkhususan di Gamelan Jawa, bahwa perkembangan kesenian tradisional belakangan ini mengalami perubahan yang cukup besar dalam hal minat seseorang untuk mempelajari kesenian tradisional tersebut.
Menurut Pras, sapaan akrabnya, setiap daerah memiliki keunikan masing-masing dalam hal kesenian. Misalnya, di Jawa, yang memang masterpiece-nya gamelan, memiliki keunikan tersendiri di antaranya pada nada yang berbeda, yakni pentatonik, cara memainkannya pun berbeda, keindahannya berbeda, komposisinya juga beda, artinya itu semua mewakili peradaban sebuah daerah yang dapat membedakan antara kultur dan seninya, artinya lagi gamelan ini mewakili keunikan masyarakat itu.
Di Jawa, pada umumnya gamelannya sama, tetapi perbedaan terdapat pada musikalnya, gending atau lagu dalam karawitan Jawa Timuran, Solo, Yogyakarta, itu memiliki perbedaan. Jawa Timuran lebih energik, Surakarta juga lebih energik dapat dilihat ketika dalam pementasan wayang terlihat kecil sabetannya, lebih bagus dan garapannya pun lebih bagus. Sementara, gaya Yogyakarta musiknya lebih agung, lebih soft. Itu semua dapat diartikan, bahwa seni mewakili masyarakatnya dari musikalnya, dari tata garapnya.