Di kampus sendiri, pada akhirnya ikut membangun sebuah identitas, karena mereka dalam hal ini kampus, menganggap penting tentang seni tradisional sebagai identitas. Terbukti banyak di tempatnya mengajar seni tradisional gamelan, bukan hanya orang asli pribumi Jawa, tetapi juga banyak orang asing dalam hal ini BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing) maupun dari berbagai daerah di luar Jawa yang mengikuti ekstra kulikuler gamelan.
Kesenian tradisional gamelan ini diperkenalkan kepada mahasiswa, dengan metode atau sistem kolaborasi, yakni alat-alat tradisional yang sudah ada seperti gamelan, gong, saron dan lainnya, digabungkan dengan alat musik lainnya seperti gitar, drum, biola, maupun yang lainnya, sehingga memiliki warna tersendiri dalam bermusik, dan ini justru membuat remaja semakin tertarik untuk ikut bagian atau tertarik mau belajar tentang seni tradisional, dalam hal ini gamelan. “Kegiatan seni tradisional gamelan ini sudah menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiwa Universitas Indonesia, dan sejauh ini sudah banyak digandrungi di kalangan remaja, khususnya mahasiswa,” pungkasnya.
Jurnalis: M Fahrizal/ Editor: Koko Triarko/ Foto: M Fahrizal