Soropadan, Kawasan dengan Potensi Besar Minapadi
TEMANGGUNG — Hamparan lahan sawah cukup luas di pinggir jalan raya Semarang-Yogyakarta di Desa Soropadan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memiliki potensi besar untuk menghasilkan padi dan ikan.
Di saat musim kemarau ini, para petani di Kecamatan Pringsurat tersebut masih bisa bercocok tanam, karena hamparan lahan sawah tersebut menggunakan irigasi teknis.
Beberapa petani mulai mempersiapkan lahan untuk bercocok tanam pada masa tanam kedua 2017. Di antara mereka juga ada yang membuat “curen” atau parit memanjang di tengah sawah untuk budi daya ikan nila dengan sistem minapadi.
Selama ini sawah di Desa Soropadan tersebut dikenal masyarakat sebagai daerah penghasil ikan dengan sistem minapadi. Meskipun tidak semua petani menerapkannya, tetapi hampir setiap masa tanam padi ada petani yang memelihara ikan di sawah mereka.
Ketua Gapoktan Migunani Desa Soropadan, Kusnendaryanto mengatakan, beberapa tahun lalu di desanya dijadikan demplot minapadi dengan memanfaatkan lahan sawah seluas 8.500 meter persegi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung.
Setelah dianggap berhasil kemudian diselenggarakan demfarm di lahan seluas 3,5 hektare dan tahun ini Soropadan dijadikan kawasan minapadi dengan memanfaatkan lahan seluas 50 hektare.
Ia menuturkan kalau petani konsekuen dengan teknologi, sangat menguntungkan karena dengan minapadi akan memperoleh panen ganda, yakni padi dan ikan.
Saat pelaksanaan demfarm, yang memanfaatkan 3,5 hektare sawah, pihaknya menghitung betul pada luasan lahan seluas 1.000 meter persegi, dapat menghasilkan 840 kilogram gabah dan 220 kilogram ikan.
“Jadi dengan adanya mina dan padi ini pendapatan petani tambah 100 persen, yakni keuntungan dari ikan. Waktu itu dari 840 kilogram gabah ketika diuangkan Rp3.200.000 dan ikan 220 kilogram dapat Rp3.600.000. Justru malah lebih banyak dari ikan,” katanya.