CATATAN KHUSUS — Ekonomi kreatif yang berkembang hingga saat ini membuat orang berlomba-lomba berkreasi untuk melakukan pemasaran produk, salah satunya dalam bidang penjualan keperluan ibu rumah tangga (IRT) yakni sayur mayur. Semula penjualan sayur mayur hanya dilakukan di pasar, warung menetap sehingga pembeli yang sebagian besar kaum ibu harus mendatangi pasar atau warung tersebut bahkan harus pagi-pagi buta untuk membeli sayuran. Seiring perkembangan zaman, kini proses penjualan sayuran di perkotaan dan pedesaan bahkan sudah mulai bergeser dengan pola penjualan keliling yang banyak dilakukan oleh kaum ibu atau bahkan laki-laki menggunakan kendaraan. Baik sepeda, kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat. Penjual akan berkeliling dari satu perumahan ke perumahan lain dan juga ke beberapa kampung untuk menawarkan barang-barang dagangannya.
![]() |
Suhadi (kanan) bersama ibu-ibu yang berbelanja barang dagangannya. |
Bagi penjual sayur keliling, kegiatan menjajakan sayur setiap hari merupakan aktivitas yang dilakukan sebagai sebuah pekerjaan, mata pencaharian dengan mencoba mencari peruntungan penjualan sayuran berbagai jenis yang dijajakan. Salah satu penjual sayur keliling yang ada, di antaranya, Suhadi (27), yang sempat berbincang dengan Cendana News. Ia merupakan warga Desa Tanjungsari Kecamatan Palas. Tinggal di sebuah rumah geribik, bermodalkan sebuah sepeda motor yang dibelinya dengan harga murah ia memiliki niat untuk menghidupi buah hatinya yang masih berumur sekitar 1 tahun dan bagi sang istri yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan pembuatan sepatu di Serang Banten.