Turut bangga melihat beberapa film Indonesia yang sukses bertemu dengan sales agent dan siap rilis di pasar internasional” imbuh Menteri Fadli.
Ia juga mengapresiasi para sineas dan produser film yang hadir di Cannes antara lain Christine Hakim, Reza Rahardian, Iko Uwais, Ario Bayu, dan lain-lain. Robby Ertanto dan Chelsea Islan turut membawa project terbaru mereka berjudul Rose Pandanwangi untuk bertemu dengan calon investor.
Selain itu, Yulia Evina Bhara juga turut mengharumkan nama perfilman Indonesia di Cannes dengan berbagai karya yang dibawanya, seperti Renoir, sebuah film yang dihasilkan dari kolaborasi produksi antarnegara. Yulia juga merupakan salah satu juri mewakili Indonesia.
Turut hadir dalam kesempatan ini jaringan dan pasar industri film Indonesia seperti Jakarta Film Week dan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), didirikan oleh Garin Nugroho yang pada tahun ini melalui JAFF Market telah menjadi pasar film terbesar di Indonesia.
Juga hadir berbagai asosiasi perfilman seperti produser film dari berbagai negara, distributor, sineas, jurnalis film, serta penyelenggara festival seperti Bucheon International Fantastic Film Festival, International Film Festival Rotterdam, dan lainnya.
“Saya mengundang seluruh pihak yang hadir di “Indonesia Night” malam ini untuk melakukan produksi film di Indonesia, sebuah negeri dengan berbagai keragaman, tempat budaya dan warisan bertemu dengan inovasi dan kreativitas. Kami siap untuk berkolaborasi, menjadikan industri budaya sebagai penggerak perdamaian dan kemakmuran bersama,” tutup Menteri Fadli Zon.
Dalam kesempatan ini, tim Uwais Pictures menampilkan pertunjukan Pencak Silat di hadapan hadirin yang hadir dalam “Indonesian Night”, sebuah warisan budaya Indonesia yang telah diinskripsi di daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang diapresiasi oleh para undangan yang hadir.