Dari Mana Jokowi (Orang Jawa) Belajar Politik

Habibie-Gus Dur-Megawati, tidak cukup bisa dibahas panjang dalam tema ini. Mereka memimpin dalam durasi singkat. Kemunculannya juga diupgrade pamor pendahulunya. Habbie, orang dalam orba. Gus Dur cucu pendiri NU. Megawati putri Bung Karno.

SBY muncul memiliki bekal sebagai sospol ABRI. Ia bukan nomer satu dalam leadership TNI pada masanya. Ada Jenderal Wiranto di internal ABRI. Di eksternal ada Megawati. Pamornya sedang tinggi, incumbent. SBY menjadi penantang dan memenangkan kompetisi sebagai presiden.

Prabowo berkali-kali gagal. Ia terpilih sebagai presiden pada 2024. Salah satunya berkoalisi dengan presiden sebelumnya. Berlatar sebagai prajurit tempur dan pengusaha.

Apa yang bisa menjelaskan fenomena seperti Jokowi. Tidak ada relasi dengan sejarah pendidikan dan kaderisasi politik. Akan tetapi tumbuh sebagai politisi yang tidak mudah dirobohkan.

Jawabannya bisa disodorkan hipotesa sederhana: Wayang dan Ketoprak. Kedua seni pagelaran itu popuper dalam masyarakat Jawa. Media transformasi “sadar kekuasaan” bagi masyarakat Jawa.

Wayang menyajikan tema falsafah hidup, spirit kekuasaan, benturan antara keburukan dan kebaikan. Ketoprak merupakan seni teatrikal. Menyajikan kisah jatuh bangun rezim di tanah Jawa. Penyebab-penyebabnya. Spirit dan falsafah yang melatari.

Peradaban Jawa sudah sangat tua. Tumbuh sejak lama. Banyak jatuh bangun kekuasaan di dalamnya. Dari berbagai rezim. Banyak pelajaran dan doktrin-doktrin kekuasaan bisa didapat darinya.

Seni pagelaran wayang dan ketoprak digelar intensif. Pada momen-momen hajatan masyarakat. Disaksikan tua muda. Masyarakat menikmati dua seni pagelaran itu mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Setiap minggu bisa dicari wayang atau ketoprak digelar. Terutama wayang.

Lihat juga...