Akhir Tahun Pelaku Usaha Agrobisnis di Lamsel Berharap Omzet Meningkat
Editor: Koko Triarko
Sahbana, warga satu desa yang menekuni usaha pertanian, juga mengaku peluang terbuka lebar. Ia memastikan, spesifikasi sejumlah komoditas ditampung oleh pelaku usaha. Ia secara khusus menampung buah alpukat, pisang, buah pinang dan buah mangga. Berbagai jenis buah tersebut sebagian menjadi peluang bagi petani untuk menanamnya. Petani memilih menjual pada pengepul dengan sistem borongan, karena lebih praktis.
“Harapan saat akhir tahun, permintaan dari pasar meningkat memberi keuntungan pelaku agro bisnis,” ulasnya.
Namun kendala pelaku agro bisnis, sebut Sahbana saat akhir tahun cuaca dominan hujan. Sejumlah komoditas pertanian rentan risiko busuk dan rusak saat panen, distribusi. Risiko lain adalah penyusutan dalam distribusi imbas pembusukan, mengakibatkan penjualan terkendala. Ia memilih memiliki pelanggan lapak di wilayah Cilegon, agar distribusi lebih lancar dan keuntungan bisa lebih banyak diperoleh.
Sementara itu Kolifah, warga Dusun Kayu Tabu, memaksimalkan hasil kebun. Komoditas jenis jahe, lengkuas, kunyit, kencur, daun jeruk nipis hingga jengkol jadi harapan. Sebagian produk pertanian dijual mulai harga Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram.
Harga terbilang rendah tersebut, namun baginya dalam jumlah banyak menghasilkan keuntungan berlipat. Mendekati akhir tahun, permintaan meningkat mencapai belasan kuintal berasal dari hasil kebun.