Kata tak Berpucuk

CERPEN YONATHAN SITORUS

Kepergian teman kami yang berikutnyalah yang menyebabkan kami harus memasang fotonya di kelas. Sejenak, kupandang fotonya sekilas, terbayang sebuah peristiwa ketika kami mengerjainya dengan dua buah gelas. Salah satu dari kami membual agar membuatnya tertarik.

“Sini, Cuk! Aku dengar, orang bisa melihat tuyul cuma pakai dua gelas!” ajak temanku dengan tampang seriusnya.

“Ah, masa sih! Aku tidak percaya sama sekali!” jawabnya.

“Sini makanya goblok! Aku kasih tahu caranya!” bentaknya.

Beruntungnya, temanku yang setengah penasaran itu, akhirnya menurut juga. Ia kemudan mengeluarkan dua gelas yang telah dipersiapkan sebelumnya dan menaruhnya di tembok dengan posisi horizontal.

Kemudian, temanku yang penasaran ini dimintanya untuk menutup mata sembari merapalkan kata-kata yang dikarang temanku yang dinyatakannya sebagai “mantra” dan memasukkan kedua sikunya ke dalam gelas-gelas tersebut.

Dengan bodohnya, ia menuruti semua ucapan temanku ini. Setelah semuanya selesai, ia kemudian membuka matanya. Kami semua yang menonton akhirnya tertawa melihatnya masuk perangkap.

“Gimana? Mana tuyulnya?” tanya salah satu temanku sambil tertawa terbahak-bahak.

Perlu sedikit waktu untuk membuatnya sadar jika ia telah ditipu. Ketika ia sadar bahwa ia telah terjebak, dengan hebohnya ia berteriak-teriak minta tolong untuk menahan kedua gelas tersebut karena kedua tangannya tidak dapat melakukan apa pun.

Kedua sikunya harus terus mendorong gelas-gelas tersebut ke tembok agar tidak jatuh. Akibat teriakannya, semakin banyak teman-teman dari kelas lain ikut menertawakannya yang tidak mampu melakukan apa pun selain menahan gelas-gelas tersebut agar tidak jatuh dan pecah.

Lihat juga...