Ratusan Tim Robot Berlaga di Kontes Robot Indonesia 2021

Salah satu dewan juri KRI, Prof Benyamin Kusumoputro dari Universitas Indonesia (UI) mengatakan bahwa tahun 2021 menjadi tahun kedua penyelenggaraan KRI secara daring.

Menurut dia, terdapat dua tantangan utama yang harus dihadapi dalam pelaksanaan KRI daring yakni fairness dan fairplay. Fairness berarti semua tim memiliki kemampuan teknologi dan infrastruktur yang sama. Sedangkan fairplay yaitu tim yang berkontes bisa bermain dengan jujur.

Fairness itu dari infrastruktur harus bisa merata pada peserta dan tim mahasiswa yang bertanding harus bisa bermain secara fairplay,” tuturnya.

Benyamin menyebutkan bahwa melaksanakan kompetisi daring secara fairness terbilang sulit karena terdapat ketidaksamaan infrastruktur di setiap wilayah Indonesia. Misalnya, terkait persoalan jaringan seperti terjadi delay di Pulau Jawa biasanya berlangsung 3-5 detik, tetapi di luar Pulau Jawa delay terjadi lebih dari 10 detik.

“Perbedaannya kelihatannya sedikit tidak masalah, tetapi karena kompetisi berlangsung secar real time maka perbedaan delay itu jadi persoalan,” urainya.

Menanggapi adanya kerusakan jaringan karena putusnya kabel laut di kawasan Sumatera, Benyamin mengatakan ada perubahan proses penjurian. Penilaian akan dilakukan dengan mengambil rata-rata nilai dari beberapa kali pertandingan.

“Penjurian kita ubah karena takutnya saat tim bermain dapat giliran putus koneksi sehingga diambil beberapa kali pertandingan dan ambil rata-ratanya,” ujar Benyamin. (Ant)

Lihat juga...