Omzet Perajin Sapu Lidi di Bantul Turun 200 Persen
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 sejak 2 tahun terakhir benar-benar menjadi pukulan berat bagi para pelaku usaha di bidang kerajinan, di kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tak kecuali bagi pelaku usaha kecil kerajinan sapu lidi yang digeluti Kamisan (68), warga dusun Jigudan, Triharjo, Pandak, Bantul.
Menjalankan usaha selama lebih dari 30 tahun, ia menyebut tahun ini merupakan periode terburuk sepanjang menjalankan usahanya. Bagaimana tidak? Pandemi Covid-19 sejak 2 tahun terakhir membuat omzet usahanya menurun drastis dalam waktu yang lama.
Selain harus kehilangan pemasukan hingga hampir 200 persen lebih, ia juga mengaku terpaksa mem-PHK separuh lebih karyawannya akibat tak sanggup membayar gaji mereka setiap harinya.
“Dulu sebelum pandemi, sehari saya bisa memproduksi 300 lebih sapu lidi. Tapi, sejak pandemi ini produksi paling banyak hanya 100 biji per hari. Itupun tidak semuanya laku. Bahkan, selama PPKM kemarin kita juga harus berhenti produksi selama 1 bulan lebih,” ungkapnya, Selasa (21/9/2021).

Kamisan mengaku, selain mengalami penurunan omzet penjualan secara drastis, selama masa pandemi ini ia juga terpukul akibat adanya kenaikan harga bahan baku pembuatan sapu lidi. Sehingga ia pun terpaksa merumahkan separuh karyawannya karena tak sanggup membayar upah mereka.
“Dulu sebelum pandemi, karyawan ada 12 orang. Sekarang tinggal 5-6 orang saja. Itupun kerabat dan keluarga sendiri,” katanya.