Penuhi Ketersediaan Pakan, Peternak Maksimalkan Lahan dan Air

Editor: Makmun Hidayat

Pemeliharaan sistem kandang pada ternak kambing dilakukan Sumini di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Rabu (18/8/2021). -Foto Henk Widi

Peternak lainnya bernama Sumini di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan memilih ternak sistem kandang. Kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan untuk sistem lepas liar ternak kambing dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama musim kemarau sebagian lahan mulai ditanami palawija. Faktor kedua sebagian lahan milik petani yang digarap memasuki tahap penyemprotan herbisida untuk memusnahkan gulma rumput.

“Sebagian lahan pertanian mulai dipagar dengan waring, bambu sehingga ternak kambing dikandangkan, pakan hijauan dicari setiap hari,” ulasnya.

Selain memanfaatkan pakan hijauan dari alam, Sumini bilang sang suami memanfaatkan bantaran sungai. Keberadaan sungai Das Miwang yang masih mengalirkan air digunakan untuk penanaman rumput pakan. Jenis rumput yang ditanam meliputi kolonjono, gajahan. Ia bahkan memanfaatkan tegalan atau galangan sawah untuk menanam ubi jalar, kacang panjang yang daunnya bisa dipakai sebagai sumber pakan.

Berdampingan dengan kondisi alam sebut Sumini dilakukan dengan mengurangi jumlah ternak. Semula ia memelihara sekitar 20 ekor kambing kepleh. Saat lebaran Idul Adha ia menjualnya sebanyak 10 ekor, menyisakan sebanyak 10 ekor jadi cara untuk mengurangi kebutuhan pakan. Faktor kesulitan pakan hijauan diantisipasi dengan alternatif pemberian pakan berupa jenjet jagung, ampas tahu dan molase atau tetes tebu.

“Selama kemarau pemanfaatan kotoran ternak, air seni juga dimaksimalkan sebagai bahan pupuk agar limbah bisa dikurangi,” bebernya.

Lihat juga...