Penuhi Ketersediaan Pakan, Peternak Maksimalkan Lahan dan Air
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Kendala pasokan pakan dialami oleh sejumlah peternak di Lampung Selatan mendekati kemarau. Musim tanam ketiga (MT3) dengan penggunaan lahan pertanian untuk menanam padi, jagung berimbas pasokan pakan, lahan penggembalaan ternak berkurang. Sejumlah petani dan peternak memilih menyesuaikan kondisi lingkungan agar tetap bisa mencari pakan.
Sujito, petani di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan memilih mencari pakan di lahan pertanian. Memiliki lahan pertanian jagung, kacang hijau ia menerapkan sistem penyiangan gulma rumput tanpa herbisida. Penyiangan rumput jenis kawatan, sindat gangsir, gejawan dengan sabit menjadi sumber pakan ternak sapi. Membiarkan rumput tetap tumbuh sebutnya jadi solusi untuk menjaga pasokan pakan.
Rumput bahan pakan sebut Sujito bahkan ikut dipupuk bersama tanaman kacang hijau. Proses mencari rumput atau ngarit pakan menjadi salah satu solusi saat lahan penggembalaan berkurang. Selain rumput segar ia juga mencari pakan jerami padi pada wilayah yang sedang panen. Peluang mencari pakan ternak sapi dilakukan pada bantaran Sungai Way Pisang yang ditumbuhi rumput hijauan.
“Solusi bagi petani sekaligus peternak memasuki musim ketiga atau kemarau dengan menanam palawija jenis jagung manis yang bisa digunakan sebagai pakan, lahan tanaman kacang hijau yang sebagian ditumbuhi gulma rumput bisa menjadi pasokan kebutuhan pakan ternak sapi dan kambing,” terang Sujito saat ditemui Cendana News, Rabu (18/8/2021).
Sujito menyebut pemanfaatan air yang terbatas juga menjadi alasan penanaman palawija. Penggunaan air dengan sistem pompa dilakukan untuk penyiraman tanaman jagung manis, kacang hijau. Musim kemarau yang sebagian berimbas kurangnya pasokan air dimaksimalkan untuk budidaya tanaman toleran pada kekeringan. Jenis tanaman kacang hijau dan jagung sebutnya cukup tepat karena bisa dipanen usia 75 hari.