Rehabilitasi Mangrove, Jaga Ekosistem dan Tingkatkan Penghasilan Masyarakat
JAKARTA — Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyatakan rehabilitasi mangrove melalui pola Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa menjaga ekosistem serta memberikan tambahan penghasilan untuk masyarakat.
Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Ayu Dewi Utari mengatakan, kegiatan rehabilitasi mangrove tidak mungkin terlaksana secara instan, karena menanam mangrove di umur 1-2 tahun manfaatnya belum banyak.
Tapi, lanjutnya, di umur 5 tahun atau lebih, manfaatnya akan sangat besar untuk masyarakat, seperti terbentuknya daerah wisata dari ekosistem mangrove.
“Ini bisa jadi tambahan penghasilan baru bagi masyarakat. Ekosistem terjaga, masyarakat sejahtera, tujuan utama dari restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/8/2021).
Terkait hal itu Kepala BRGM Hartono menyatakan pihaknya selalu berupaya untuk berkomunikasi dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam setiap kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.
Dikatakannya, restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove merupakan salah satu upaya melindungi negara, karena kerusakan gambut dan mangrove dapat mempengaruhi perubahan iklim nasional maupun internasional.
“Restorasi gambut dan mangrove sangat relevan dengan tujuan kita bernegara. BRGM juga berupaya melaksanakan PEN dengan melibatkan banyak masyarakat,” ujarnya dalam webinar bertema “Bersama Jaga Gambut dan Mangrove untuk Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.
Sementara itu Direktur Konservasi Tanah dan Air Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Zainal Arifin menyebut pentingnya peta mangrove nasional.