Sektor Tambak Udang Berpeluang Serap Tenaga Kerja Musiman

Editor: Makmun Hidayat

Sulistiono, salah satu penjala udang menyebut sudah terbiasa bekerja saat panen. Ia memiliki jala dengan lubang 1,5 inchi yang khusus dipakai menjala udang. Ukuran atau size udang usia 90 hingga 100 hari sebutnya siap dipanen secara total. Sekali panen dalam satu petak saat hasil bagus bisa diperoleh hasil sekitar 500 hingga 400 kilogram. Sebagian telah dipanen sekitar 500 kilogram secara parsial.

“Total satu petak tambak seluas satu hektare hasil panen bervariasi, sesuai pemberian pakan, perawatan maksimal bisa satu ton,” cetusnya.

Sebagai pekerja musiman, Sulistiono menyebut semakin banyak tambak panen ia bisa mendapat pekerjaan. Sistem budidaya udang yang kerap tidak serentak berpotensi panen dilakukan setiap dua bulan. Bersama sejumlah pekerja penjala udang lainnya ia bisa mendapat hasil ratusan ribu per bulan. Hasil tersebut jadi tambahan penghasilan selain bekerja sebagai pencari ikan dan pekebun.

Awaludin, ketua kelompok pembudidaya udang Karya Mandiri Dusun Penobakan, Desa Bakauheni Lampung Selatan menyebut kerja gotong royong tetap dilestarikan. Beberapa pekerja memiliki peran sebagai penjala, pengangkut udang hingga juru timbang. Saat panen udang, peluang serapan tenaga kerja jadi sumber tambahan penghasilan. Tenaga kerja berbasis jasa tersebut sekaligus cara berbagi bagi pemilik tambak udang.

Meski sebagian pekerja telah mendapat upah untuk pekerjaannya, membagi hasil panen tetap dilakukan. Selain bisa menyerap tenaga kerja musiman, udang bisa dibawa pulang untuk keluarga. Meski hanya mendapat rata rata setengah kilogram udang, hasil panen jadi bentuk kepedulian petambak pada warga sekitar. Setelah itu pekerja bisa berpindah ke lokasi tambak lain yang akan melakukan panen.

Lihat juga...