Tabulampot Kian Diminati, Pedagang Bibit Tanaman Raup Untung

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Metode tanaman buah dalam pot (tabulampot), kian diminati masyarakat. Selain mudah, juga tidak memerlukan lahan. Dengan mengoptimalkan penggunaan pot, beragam tanaman buah-buahan pun dapat tumbuh subur, dan tentu saja berbuah lebat.

Tingginya minat masyarakat terhadap tabulampot tersebut, turut berimbas pada pedagang bibit tanaman buah. Berbagai jenis bibit buah-buahan pun laris manis diborong pembeli.

“Semenjak adanya pandemi covid-19, kemudian tren berkebun masyarakat meningkat, permintaan bibit tanaman buah juga bertambah. Ibaratnya jika sebelumnya, seminggu hanya menjual 5-10 bibit, sekarang bisa naik berkali lipat,” papar pedagang bibit tanaman, Ismanto, saat ditemui di lapak miliknya di kawasan Gunungpati Semarang, Selasa (8/6/2021).

Ada beragam bibit tanaman buah yang dicari pembeli, terutama jambu kristal, kelengkeng, mangga arumanis, jeruk hingga alpukat.

“Paling banyak yang dicari jambu kristal, karena mudah berbuah. Umur satu tahun saja, sudah berbuah karena rata-rata bibit tabulampot ini, dari model cangkok atau stek batang, sehingga sudah cukup umur dan bisa segera berbuah,” terangnya.

Dipaparkan, untuk harga bibit pun beragam tergantung jenis tanamannya. “Misalnya untuk jambu kristal, saya jual Rp 35 ribu – Rp 50 ribu per pohon, tergantung dari besar kecilnya. Kemudian kelengkeng mulai dari Rp 100 ribu, tergantung jenisnya. Misalnya kelengkeng merah, harganya lebih mahal, Rp 150 ribu,” tambahnya.

Imbas tingginya permintaan bibit tanaman buah, juga dirasakan pengelola kebun buah Agro Wisata Purwosari Semarang.

“Selain menawarkan paket wisata petik buah dan sayur, kita juga menjual bibit tanaman, mulai dari jeruk keprok, jambu kristal, markisa dan lainnya. Harga beragam, tergantung jenis tanaman dan ukurannya,” papar Koordinator petugas Agrowisata Purwosari, Agus Prasetyo.

Lihat juga...