Menengok Kearifan Lokal Warga Pesisir Lamsel, Gunakan API Ramah Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Kearifan lokal masyarakat tepi pantai dalam memperoleh ikan hasil tangkapan sebagian memakai alat tradisional.
Ardi Yanto, warga Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut sejak usia anak anak, kegiatan menangkap ikan diajarkan orangtua. Jenis alat tangkap yang dipakai berupa pancing rawai dasar, jala, bubu bambu, tombak ikan.
Alat tangkap ikan paling sederhana berbekal keahlian menyelam sebut Ardi Yanto salah satunya tombak. Menombak ikan atau spear fishing sebutnya sudah diajarkan sejak kecil.
Bermain di pantai dengan menyelam permukaan (snorkeling), menyelam dalam (diving) diisi dengan kegiatan menombak ikan. Tombak paling sederhana dibuat dari buluh atau bambu tamiang yang diruncingi.
Ketahanan fisik untuk menyelam sebut Ardi Yanto sudah dimiliki sebagai bakat alam. Sembari menyelam dengan bekal kacamata renang, alat bernapas dari selang.
Seiring perkembangan zaman, tombak dibuat dengan kombinasi besi, tali pengait. Teknik kerjanya ia harus berenang ke perairan dangkal hingga dalam yang jernih. Ikan kerapu, lobster, semadar, lapeh dan kakap bisa diperoleh.
“Proses menombak ikan dengan melihat gerombolan ikan pelagis atau permukaan dan ikan demersal atau ikan dalam, memilih yang besar karena lebih mudah ditombak. Lalu dikumpulkan memakai jaring untuk diolah dengan cara dibakar,” terang Ardi Yanto saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (16/6/2021).
Ardi Yanto menyebut kegiatan menangkap ikan dengan tombak kerap dilakukan dengan sistem kombinasi. Sembari melakukan spear fishing ia juga memasang bubu dan jaring insang.
Bubu dipasang pada perairan dalam memakai tali tambang yang diberi tanda pelampung. Umpan yang digunakan berupa usus ayam, udang kecil, pisang dan pepaya. Target lobster dan ikan karang jadi buruan bubu bambu dan kawat.