Gurihnya Kerak Telur Khas Betawi

Editor: Koko Triarko

“Serundeng berbahan rempah ini yang membuat kerak telur terasa enak dan gurih. Setelah matang, taburkan serundeng kering dan bawang goreng. Memasaknya cuma  15 menit, kalau permukaan kerak telur agak sedikit gosong, angkat lalu beri serundeng dan sajikan,” ujarnya.

Dalam memasak kerak telur, Rizal mengaku tidak menggunakan anglo atau arang seperti kekhasannya. Namun memakai kompor elpiji dengan api kecil.

“Kekhasannya memang dimasak pakai arang.Tapi kerak telur ini meskipun dimasak dengan kompor, rasanya tetap enak dan gurih karena kualitas bumbu selalu dijaga, agar pelanggan tidak kecewa,” ujarnya.

Menurutnya, kerak telur ini menjadi salah satu kuliner yang banyak diburu, tidak hanya oleh masyarakat Jakarta, tapi juga dari daerah lain.

Makanan tradisional ini tidak hanya dijual dipinggir jalan kota Jakarta, tapi sering dijual pada acara besar seperti HUT DKI Jakarta, festival kuliner dan budaya, dan lainnya.

Bahkan, di masa kolonial Belanda, kerak telur ini telah menjadi primadona kuliner khas Batavia, karena kelezetannya.

“Ya, kerak telur ini kan kuliner budaya Betawi, harus dipertahankan, dengan menjaga kualitas rasanya,” imbuhnya.

Kuliner khas Betawi nonkolestrol ini dihargai Rp20.000. Setiap hari, Rizal yang merupakan warga Condet, Jakarta Timur ini berjualan di Jalan Nusantara dari pagi hingga sore hari.

Setiap hari, menurutnya selalu ada pembeli kerak telurnya. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu, dagangan laris manis. Dia juga kerap ikut bazar bersama para pedagang makanan lainnya.

“Pembelinya selalu ramai, ya. Kadang yang sengaja datang atau melintas jalan ini pas lihat kerak telur lalu beli,” ujarnya.

Lihat juga...