Proses Panjang Pengolahan Ndas Manyung, Kuliner Khas Semarang
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Kota Semarang sebagai wilayah yang terletak di pesisir pantai Jawa, dikenal dengan aneka olahan kuliner berbahan ikan laut. Salah satunya, kepala atau ndas manyung asap. Cara mengolahnya dengan dimasak bumbu mangut, berupa kuah santan pedas, ditambah potongan tahu pong, terung hingga petai, sehingga kuliner tersebut kerap disebut mangut ndas manyung.
Cita rasanya pun khas. Termasuk dengan aroma asap yang kuat, menjadikan masakan mangut ndas manyung asap ini menjadi kuliner yang banyak dicari.
Sebagai salah satu kuliner khas Semarang, ada banyak warung makan yang menyediakan menu tersebut. Seperti warung ndas manyung Bu Fat, yang menjadi langganan para pejabat, hingga artis, jika berkunjung ke Semarang.
Terlepas dari itu, untuk mendapatkan bahan baku ndas manyung, proses pengasapan hingga sampai ke tangan konsumen atau masyarakat, rupanya tidak mudah. Ada jalur panjang yang harus ditempuh.
“Pertama kita beli ikan manyung beku di wilayah Bojonegoro Jatim, karena di sana sentra ikan manyung. Ikan-ikan beku tersebut kemudian dikirim ke sini. Ikan yang masih beku, kemudian kita potong-potong sesuai ukuran yang diinginkan,” papar pembuat ikan asap, Untung, saat ditemui di sentra pembuatan ikan asap, kampung Mangut, Bandarharjo Semarang, Sabtu (27/2/2021).

Proses pemotongan ini, umumnya dikerjakan oleh para pekerja lelaki, sebab manyung yang diolah masih dalam bentuk ikan beku, sehingga butuh tenaga untuk bisa memotongnya.