Kemenkop UKM : Kinerja Ekspor UMKM Masih Rendah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM, Hanung Harimba Rachman mengatakan, kinerja ekspor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia masih rendah, berada di peringkat 5 di ASEAN, dengan angka yang ditorehkan sebesar 14,37 persen terhadap kontribusi ekspor nasional.
China dan Singapura kontribusi UMKM terhadap ekspor negaranya sangat tinggi. Dimana China mencapai 60 persen dan Singapura di angka 40 persen.
“Targetkan kontribusi UMKM terhadap ekspor capai 21,6 persen pada 2021, dari 14,37 persen di tahun 2020. Sejumlah strategi disusun untuk mencapai target tersebut,” ujar Hanung, pada acara webinar pemulihan UMKM di Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Selain kontribusinya masih rendah, menurutnya, keterlibatan UMKM pada rantai pasok juga masih minim, baru mencapai 6,3 persen dalam rantai nilai global.
Untuk mendorong masuk ke dalam rantai pasok global, dilakukan dengan menurunkan biaya operasional dan transaksi. Juga menurunkan risiko UMKM melalui skema khusus pembiayaan, UMKM terdigitalisasi, dan perluasan pasa melalui kemitraan.
Sedangkan rendahnya kinerja ekspor UMKM Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa tantangan. Seperti sebut dia, akses terhadap informasi pasar sangat rendah, baru 16 persen yang terhubung dengan ekosistem digital.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan skala kapasitas usaha dan standar produk, tingginya biaya transaksi dan kontrak.Juga rendahnya akses pembiayaan hanya 19,41 persen yang terakses dengan lembaga pembiayaan dan tingginya biaya logistik.
Maka itu, Kemenkop UKM kata dia, strategi untuk meningkatkan ekspor UMKM dilakukan dengan mengembangkan market intelligence, agar mudah mendapat akses informasi dengan melibatkan ahli untuk kurasi champion. Sehingga pelaku dapat masukan untuk memperbaiki produk dan digitalisasi.