Bisnis Ikan Segar Warga Pesisir Lempasing Bandar Lampung, Prospektif

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sodikin bilang, modal awal yang harus dimiliki berupa motor, rombong kayu atau besi untuk meletakkan boks ikan. Relasi dengan sejumlah bos ikan yang memasok berbagai ikan laut menjadi hal paling penting.

Bermodalkan kepercayaan ia kerap menjualkan ikan milik bos dengan standar harga pokok. Selisih penjualan menjadi keuntungan baginya setelah modal pokok dikembalikan pada bos ikan. Ia mengaku masih bisa mengantongi untung ratusan ribu selama sehari.

Kepercayaan dengan bos ikan juga dilakukan saat ia membeli ikan separuh harga sebelum dijual. Usai penjualan dengan berkeliling ke perumahan warga selama sehari ia akan kembali untuk melunasi pembelian ikan.

Kearifan lokal dalam bisnis jual beli ikan menjadi sumber kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Saling percaya dan membantu warga untuk memiliki usaha menjadi pemicu bisnis jual beli ikan segar.

“Bos ikan terbantu proses distribusi hingga ke konsumen sehingga stok ikan cepat terjual perputaran uang pun lebih cepat,” beber Solikin.

Pedagang bernama Jumadi menyebut, berangkat sejak pagi untuk mendapat ikan segar. Ia memilih berjualan udang, cumi-cumi dan teri dengan motor yang dilengkapi drum berisi butiran es batu.

Spesifikasi penjualan ikan sebutnya jadi salah satu cara agar pelaku usaha tidak saling berbenturan. Sebagian pedagang memilih hanya menjual ikan jenis tertentu berbeda dengan pedagang lain.

Jumadi yang menjual udang,teri, kerang mengemasnya dalam ukuran setengah kilogram. Harga dipatok mulai Rp20.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Usai melakukan penimbangan dan pengemasan ia akan berkeliling ke sejumlah pemukiman warga. Sehari ia bisa membawa sebanyak 60 hingga 80 kilogram udang, teri dan kerang.

Lihat juga...