Pandemi Corona, Usaha Jasa Jahit di Lamsel Tetap Bertahan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Jasa pembuatan baju yang dibuat memakai teknik jahit dibanderol seharga Rp60.000 hingga Rp150.000. Harga bisa lebih mahal jika bahan dibeli dari stok yang dimiliki pada usaha jahit miliknya.
Ia menyebut tetap bertahan dengan permintaan terbatas. Tetap menerima pesanan pembuatan pakaian, Ponijan juga mendapat permintaan menjahit korden.
Selama menjalankan usaha jahit ia mengaku sempat mengajukan stimulus bantuan usaha. Namun bantuan untuk Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) tersebut telah dipergunakan untuk penambahan modal alat.
“Saya membeli alat obras dan bordir sehingga bisa melayani pelanggan yang akan membuat tulisan pada pakaian,” cetusnya.
Bisa mendapat order kurang dari sepuluh stel baju selama sebulan sudah cukup menguntungkan baginya. Dekati akhir tahun ia juga tetap optimis pada awal tahun 2021 usaha jahit akan kembali normal.
Sebab sebagian sekolah mulai menerapkan sistem belajar tatap muka. Penggantian baju seragam oleh sejumlah guru ikut membantu sumber pemasukan bagi usahanya.
Pemilik usaha jahit lainnya, Sri Hartini, menyebut order pada kondisi normal kerap meningkat jelang lebaran. Namun dampak pandemi sebagian warga memilih membeli pakaian dalam bentuk jadi.

Permintaan pembuatan pakaian masih diperoleh dari sejumlah warga untuk seragam hajatan pernikahan. Ia juga menjual hasil baju jahitan miliknya yang dominan jenis baju muslim.