Sleman Jajaki Pemanfaatan Selokan Mataram Untuk Perikanan

YOGYAKARTA – Pemerintah Kabupaten Sleman menjajaki pemanfaatan aliran air di Selokan Mataram yang selama ini untuk pengairan pertanian juga dapat digunakan untuk pangairan sektor perikanan.

“Kami telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) terkait pemanfaatan Selokan Mataram untuk pertanian dan perikanan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya, di Sleman, Rabu (21/10/2020).

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus melakukan koordinasi pemanfaatan saluran air Selokan Mataram ini yang awalnya untuk pertanian.

“Jika nanti akan dimanfaatkan juga untuk perikanan, perlu ada sistem atau manajemennya. Jadi, perlu kita diskusikan lebih dalam,” katanya.

Ia mengatakan, terkait adanya kebocoran aliran Selokan Mataram di Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, akibat dasar selokan ambles, saat ini sudah ditangani BBWSSO dengan baik.

“Ke depan akan kami dalami terkait langkah-langkah antisipasi, agar tidak terjadi hal serupa (ambles) di titik-titik lainnya,” katanya.

Dampak dari adanya kebocoran ada dua, yakni sektor perikanan dan pertanian. Perikanan meliputi 17 kelompok seluas 12,55 hektare berupa kolam ikan, dengan kerugian ditaksir sekitar Rp64.000.154. Kerugian ini berupa penjualan ikan yang belum sampai panen.

Sedangkan sektor pertanian meliputi 232 kelompok tani, dengan luas 3.350 hektare.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menargetkan pembukaan saluran air Selokan Mataram pada Senin 26 Oktober, setelah sebelumnya aliran ditutup untuk kepentingan perbaikan saluran yang ambles di Dusun Mayangan.

Sejak adanya masalah kebocoran saluran air di Selokan Mataram Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, BBWSSO menutup saluran air Selokan Mataram untuk dilakukan perbaikan.

Lihat juga...