“Apakah Pangeran Mangkubumi berhasil?” tanya pedagang rempah.
“Ya. Buktinya kalian sendiri yang mengatakan Raden Mas Said sudah tidak ada di kraton,” jawab Widaga.
“Apa itu juga berarti Pangeran Mangkubumi sekarang berkuasa atas Bumi Sukawati?” tanya pedagang rempah lagi.
“Sepertinya tidak semudah itu, karena keinginan Paku Buwana II membunuh Raden Mas Said ternyata tidak kesampaian. Memang Pangeran Mangkubumi berhasil mengalahkan Raden Mas Said tetapi dia tidak membunuhnya. Dia hanya mengusirnya. Karena itulah Paku Buwana II tidak mau menepati janjinya. Pangeran Mangkubumi marah lalu pergi dari kraton dan tetap nekat ke Bumi Sukawati,” kata pedagang kain.
“Nasib Raden Mas Said?” tanya Dasih.
“Dia tidak menyerah. Dia berkelana. Menggalang kelompok yang bersedia memberontak pada kompeni,” jawab pedagang rempah.
“Tidak berusaha memberontak ke kraton?” tanya Anggit.
“Itulah bedanya Raden Mas Said dengan kaum bangsawan lain. Dia tidak mementingkan diri sendiri,” jawab Braja.
“Berarti sekarang Raden Mas Said ada di Sukawati?” tanya Widaga.
“Untuk menghimpun kekuatan juga?” tanya Braja.
“Untuk apa lagi!” kata Dasih.
“Kabar dari siapa kalau dia akan ke Sukawati?” kata Anggit.
“Pengikut Pangeran Mangkubumi sendiri yang bilang, sewaktu kami bertemu dengan rombongan mereka di Sukawati. Rombongan Pangeran Mangkubumi mendahului ke Sukawati, sengaja menghadang perjalanan Raden Mas Said,” jawab pedagang rempah.
“Wah, mereka akan bertempur di Sukawati,” kata Dasih.
“Kalau itu kami tidak tahu,” kata pedagang kain.
“Mungkin saja Pangeran Mangkubumi tak ingin Bumi Sukawati dikuasai Raden Mas Said,” kata pedagang rempah.