Ngluruk Tanpo Bolo 1 Oktober 1965 (Bagian 1)

OLEH: NOOR JOHAN NUH

Pada tanggal 1 Oktober 1965 mereka telah menculik beberapa perwira tinggi Angkatan Darat, ialah, 1. Letnan Jenderal A Yani, 2. Mayor Jenderal Suprapto, 3. Mayor Jenderal S Parman, 4. Mayor Jenderal Haryono MT, 5. Brigadir Jenderal DI Panjaitan, 6. Brigadir Jenderal Soetoyo Siswomihardjo.

Mereka telah dapat memaksa dan menggunakan studio RRI Jakarta dan Kantor Pusat Telekomunikasi Jakarta untuk keperluan aksi penteroran mereka.

Dalam pada itu perlu kami umumkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa Paduka Yang Mulia/ Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indoinesia/ Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan Yang Mulia Menko Hankam Kasab dalam keadaan aman dan sehat walafiat.

Para pendengar sekalian.

Kini situasi telah dapat kami kuasai, baik di pusat maupun di daerah-daerah. Dan seluruh slagorde Angkatan Darat ada dalam keadaan kompak bersatu.

Untuk sementara pimpinan Angkatan Darat kami pegang. Antara Angkatan Darat dengan Angkatan Laut dan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia telah terdapat saling pengertian, bekerja sama dan kebulatan tekad penuh, untuk menumpas perbuatan kontra revolusi yang dilakukan oleh apa yang menamakan dirinya Gerakan 30 September.

Para pendengar sebangsa dan se-Tanah Air.

 Apa yang menamakan dirinya Gerakan 30 September telah membentuk apa yang mereka sebut ‘Dewan Revolusi Indonesia’. Mereka telah mengambil alih kekuasaan Negara atau lazimnya disebut coup dari tangan Padula Yang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan melempar kedudukan Kabinet Dwikora ke kedudukan demisioner, di samping mereka telah menculik beberapa Perwira Tinggi Angkatan Darat.

Lihat juga...