MUI Ingatkan Ideologi Komunis tak Bisa Hilang

Editor: Koko Triarko

“Itu salah besar. Cina dalam pemerintahannya semuanya dikendalikan oleh partai komunis Thiongkok, tetapi sistem ekonominya liberal. Semua yang melakukan kegiatan ekonomi di bawah pengawasan Partai Komunis Thiongkok,” ujarnya.

Indonesia sudah beberapa kali dikhianati oleh PKI, sehingga Muhyiddin mengingatkan agar jangan lengah. Harus meningkatkan kewaspadaan, khususnya hari ini, 30 September, di mana kebiadaban PKI terjadi membunuh para jenderal.

Muhyiddin berharap, buku Banjir Darah ini dapat mengedukasi bangsa dan umat Islam Indonesia, terutama generasi muda.

“Ada 65 juta warga Indonesia yang masuk dalam kategori umur muda. Mereka kadang tidak paham lagi tentang PKI, dan menganggap tidak berbahaya,” ujarnya.

Karena itu, menurutnya edukasi sejarah menjadi tanggungjawab moral kita untuk mendidik generasi muda. Yakni, kita harus menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta, bukan hoaks. Sehingga, mereka  paham tentang kebiadaban dan kekejaman komunisme, terutama di Republik Indonesia tercinta ini.

Lebih lanjut Muhyiddin mengatakan, bahwa 75 persen isi kandungan Alquran berkaitan dengan sejarah. Dan, bangsa yang besar adalah bangsa yang paham sejarahnya.

Dia juga mengingatkan, jangan sampai sejarah itu ditulis oleh para politikus yang kadang terbawa oleh arus plat politiknya.  “Yang kadang hitam bisa jadi putih, serta putih bisa jadi hitam. Kita  serahkan kepada pakar untuk menulis sejarah komunisme  di Indonesia,” tandasnya.

Muhyiddin juga menyayangkan, sebagian orang yang menyangka, bahwa film pengkhianatan G30S/PKI adalah sebuah produk konspirasi untuk menjelek-jelekkan kelompok tertentu.

Lihat juga...