Usaha Sektor Pertanian di Lamsel Terdampak tak Langsung Pandemi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Masa panen cengkih juga memberi sumber penghasilan bagi Watsini, warga Desa Banjarmasin. Sebanyak lima kuintal hasil panen cengkih kering akan dikirim oleh suaminya ke distributor. Sebab tanpa adanya cengkau yang berkeliling membeli hasil panen cengkih proses penjualan harus dilakukan secara langsung ke distributor.

“Sebelum Covid-19 selalu ada cengkau atau perantara jual beli yang keliling namun kini sudah tidak ada lagi,” bebernya.

Masa panen komoditas pertanian cengkih juga menjadi peluang usaha bagi sebagian warga. Hasanah, warga di Desa Banjarmasin memilih menjadi buruh peti.

Kegiatan tersebut menjadi sumber pendapatan dengan upah Rp5.000 per kilogram. Aktivitas di kebun tanpa banyak interaksi dengan orang banyak disebutnya justru menjadi sumber pemasukan.

“Berada di kebun saat musim panen justru bisa memberi hasil ratusan ribu dengan menjadi buruh petik cengkih,” papar Hasanah.

Memiliki suami yang bekerja sebagai cengkau pun sementara waktu dihentikan. Sang suami memilih ikut bekerja sebagai pemetik cengkih dengan proses memanjat. Bagi kaum wanita pemanenan dilakukan pada pohon bagian bawah dan mengumpulkan cengkih yang terjatuh. Meski sebagai buruh petik saat pandemi Covid-19 hasilnya cukup menguntungkan.

Lihat juga...