Usaha Sektor Pertanian di Lamsel Terdampak tak Langsung Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Kegiatan jual beli komoditas pertanian dengan pekerjaan sebagai cengkau sementara dihentikan oleh Ugran. Warga Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) itu memilih fokus memulai bisnis jual beli hasil pertanian di rumah.
Memiliki usaha pengepul hasil pertanian jenis komoditas yang kerap dikumpulkan meliputi kakao, cengkih, kelapa, jengkol, petai.
Mengandalkan musim usaha sektor pertanian dimulai sebagai cengkau yang berkeliling ke sejumlah desa. Saat musim kakao, cengkih ia akan membeli komoditas tersebut dari petani dan menyortirnya. Namun selama pandemi Covid-19 aktivitas tersebut dihentikan sementara waktu. Sebab cengkau akan berinteraksi dengan banyak orang saat transaksi.
Ia memilih fokus mengumpulkan hasil panen dari petani di desanya. Sebagian komoditas kakao merupakan hasil panen kebun yang akan dikeringkan lalu disortir.
Kakao dalam kondisi kering akan dijual seharga Rp20.000 hingga Rp23.000 per kilogram menyesuaikan kadar air. Cengkih kering dijual seharga Rp50.000 per kilogram, jengkol Rp15.000 per kilogram dan petai Rp90.000 per empong.
“Sebagai pelaku usaha sektor pertanian yang kerap membeli langsung komoditas dari petani secara keliling kini saya batasi, sebab saat awal pandemi sulit untuk masuk ke wilayah desa lain. Butuh pemeriksaan ketat meski kini mulai dilonggarkan,” terang Ugran saat ditemui Cendana News, Selasa (4/8/2020).
Petani yang memiliki hasil panen kakao, cengkih, petai, jengkol dan kelapa kerap akan mengirim kepadanya. Sistem penjualan langsung pun tetap menerapkan protokol kesehatan. Ia menyiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer di rumah yang sekaligus tempat usaha baginya. Puncak musim panen cengkih membuat ia mendapat stok melimpah.