Usaha Sektor Pertanian di Lamsel Terdampak tak Langsung Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Kuota dari distributor skala besar menurutnya mencapai satu ton per pekan. Memanfaatkan komunikasi memakai aplikasi WhatsApp ia bisa melakukan transaksi penjualan komoditas pertanian. Saat akan dilakukan pengiriman ia telah memperlihatkan sampel komoditas yang dijual untuk mengetahui kualitas.
“Distributor skala besar sudah saling percaya sehingga kualitas komoditas hasil pertanian yang saya jual sesuai dengan kebutuhan,” bebernya.
Menjual sebanyak satu ton cengkih kering ke tingkat distributor disebutnya bisa mendapat omzet Rp55 juta. Sebab satu kilogram cengkih kering pada level distributor bisa dijual seharga Rp55.000. Selain itu ia bisa mendapat hasil puluhan juta dari menjual kakao kering ke distributor. Komoditas pertanian lain akan dijual ke distributor yang ada di Kalianda dan Bandar Lampung.
Pemantauan harga komoditas untuk ekspor disebut Ugran kini bisa dipantau melalui internet. Sebab pergerakan harga komoditas ekspor bisa fluktuatif menyesuaikan harga pasar dunia. Sebagai pelaku usaha skala kecil ia menyebut membeli hasil panen sehingga petani cepat mendapatkan uang. Sebab komoditas pertanian bisa menjadi sumber penghasilan.
Budiman, petani lain menyebut memilih menjual ke pengepul komoditas kakao miliknya. Sejak pandemi Covid-19 ia menyebut profesi cengkau yang kerap berkeliling membeli hasil panen terhenti. Usai proses pengeringan ia bisa membawa hasil panen kakao ke pengepul. Hasil penjualan kakao bisa dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
