Peran Pokdarwis Tumbuhkan Kesadaran Wisatawan tak Buang Sampah Sembarangan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Edukasi soal sampah di kawasan objek wisata pulau Mengkudu menurut Rohmat telah dilakukan sejak setahun silam. Penempatan berbagai contoh sampah lengkap dengan lamanya waktu terurai dipasang di dekat photo booth yang disiapkan.
Setiap saung dan wahana yang ada dilengkapi kotak sampah dari keranjang, drum dan ember. Sampah yang dihasilkan akan dipilah untuk dijual terutama jenis botol plastik.
Persoalan sampah dari wisatawan menurut Rohmat bisa diatasi dengan baik. Namun sampah dari perairan di wilayah tersebut yang terbawa arus kerap menjadi kendala petugas. Saat musim angin selatan dengan arus menuju pulau Mengkudu sampah plastik terdampar. Solusi pembersihan dilakukan dengan memakai serokan dan jaring.
“Perahu khusus digunakan untuk melakukan pembersihan sampah yang mengambang di perairan,” tegas Rohmat.
Solusi lain dalam meminimalisir sampah diakuinya dengan pendataan pengunjung. Saat berada di pintu masuk jenis barang berpotensi menjadi sampah akan didata. Pengunjung wajib menyerahkan sampah ke petugas sebelum meninggalkan objek wisata tersebut. Langkah tersebut menjadi cara mengatasi sampah dibuang sembarangan.
Kawasan pulau Mengkudu terutama di perairan disebut Rohmat sekaligus jadi tempat konservasi terumbu karang. Transplantasi dan penanaman terumbu karang jadi salah satu paket perjalanan wisata untuk mengedukasi pentingnya menjaga biota laut. Hutan pada pulau Mengkudu sekaligus jadi habitat alami sejumlah satwa burung endemik pantai, reptil dan monyet.
Selain di objek wisata pulau Mengukudu sampah plastik mendominasi objek wisata pantai Onaria dan pantai Minang Ruah. Saiman Alex, ketua Pokdarwis Minang Ruah Bahari di Desa Kelawi menyebut sejumlah tempat sampah telah ditempatkan. Kotak sampah tersebut berasal dari Dinas Pariwisata Provinsi Lampung.