Penggunaan Teknologi Nuklir Dorong Pengembangan Biomaterial Indonesia

Editor: Makmun Hidayat

“Di BATAN, tentunya berfokus pada pemrosesan dan sterilisasi produk jaringan selama masa penyimpanan dengan menggunakan radiasi. Dalam hal pemrosesan, radiasi dosis rendah ini dikombinasikan dengan antibiotik digunakan untuk menghilangkan semua komponen penyebab infeksi dan meminimalkan dampak,” urainya.

Pilihan menggunakan radiasi ini adalah karena dapat membunuh semua jenis mikroba dan virus sampai dosis tertentu sehingga tidak menularkan penyakit dan aman untuk pasien.

“Sterilisasi radiasi bersifat dingin, tidak menaikkan suhu, kalaupun ada hanya sekitar 6 derajat Celcius untuk radiasi dengan dosis 25 kGy. Radiasi ini juga tidak menjadikan bahan yang diiradiasi menjadi radioaktif dan juga tidak meninggalkan residu kimia berbahaya. Dan yang paling penting, sudah ada standar ISO-nya yaitu ISO 11137,” papar Basril.

Sehingga, masyarakat tidak perlu takut dengan biomaterial yang melibatkan teknologi nuklir dalam pemrosesannya.

“Tercatat sudah ada 94 rumah sakit di Indonesia yang bekerja sama memanfaatkan hasil riset dari Bank Jaringan milik BATAN. Mulai dari Aceh hingga Irian Jaya. Kebutuhannya sangat banyak tapi penyediaannya belum tercukupi,” ungkapnya.

Kepala Instalasi Bank Jaringan dan Biomaterial RSUP Dr. M. Djamil Padang dr. Rizki R. SpOT, M.Kes saat seminar online yang digelar oleh PAIR BATAN, Kamis (20/8/2020). -Foto Ranny Supusepa

Kepala Instalasi Bank Jaringan dan Biomaterial RSUP Dr. M. Djamil Padang dr. Rizki R. SpOT, M.Kes menyatakan hubungan antar Bank Jaringan BATAN dengan  RSUP M Djamil seperti hubungan orang tua dan anak.

Lihat juga...