Tantangan Teknologi Nuklir di Dunia Industri
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Disadari atau tidak, aplikasi nuklir dalam industri sudah menjadi sesuatu yang jamak. Tentunya hal ini dipergunakan karena memang memiliki nilai keuntungan dan efisiensi bagi dunia industri. Tapi untuk menjadikan aplikasi ini mampu bersaing dalam kancah internasional, tentunya diperlukan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.

Kepala Pusat Rekayasa Nuklir (PRFN) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kristedjo Kurnianto menyebutkan, pemanfaatan nuklir untuk industri adalah berbasis pada radiasi yang dalam spektrum memiliki variasi ukuran yang sangat beragam.
“Spektrum ini dikembangkan menjadi dua, yaitu uji tak merusak dan material maju dalam kaitannya dengan pengukuran, pengendalian, diagnostik, pengetesan dan inspeksi dengan produksi masih bisa tetap berlangsung,” kata Kristedjo dalam acara online tentang aplikasi teknologi nuklir di dunia industri di Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Tindakan ini didapatkan dari reaksi spektrum saat melintasi bahan atau material.
“Jadi saat melintasi itu, radiasi Gamma akan diserap oleh material dan sisanya akan ditransmisikan atau dihamburkan. Sehingga kita bisa mengamati hasil hamburannya,” ucapnya.
Aplikasi Teknologi Nuklir dalam industri, lanjutnya, bisa berasal dari sumber terbuka (radiotracer) atau sumber tertutup (gauging).
“Untuk sumber terbuka ini, teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk pengukuran laju aliran, efisiensi pencampuran, identifikasi channelling, deteksi kebocoran, perhitungan volume mati dan RTD Modelling,” paparnya.