Anti-Rugi Ini Cara Pedagang Hewan Kurban Mengatasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sugito, pemilik sebanyak enam ternak sapi Limousin di Desa Pasuruan menyebut sapi yang tidak terjual dua ekor. Ia tetap bisa memeliharanya untuk dibesarkan sehingga tetap bisa dijual ke RPH. Teknik inseminasi buatan atau kawin suntik untuk ternak sapi disebutnya bisa mempercepat indukan bunting. Sapi limousin yang laku terjual dihargai Rp20 juta.

Sugito, peternak sapi jenis Limousin di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan tetap bisa membesarkan ternak miliknya meski saat Iduladha 1441 Hijriah belum terjual dan bisa dijual ke rumah potong hewan, Sabtu (1/8/2020) – Foto: Henk Widi

Memelihara ternak sapi menurutnya jadi investasi jangka panjang. Pasalnya ia bisa menjual setahun sekali saat Iduladha. Saat bulan besar dengan kebutuhan sapi tinggi ia tetap bisa menjualnya kepada belantik. Terlebih pembuatan bakso daging sapi tetap membutuhkan sapi yang sehat dengan teknik pemeliharaan yang baik.

“Asupan pakan bergizi dan kondisi kandang akan mempengaruhi kondisi ternak, saat tidak laku terjual peternak tetap untung,” cetusnya.

Drh. Arsyad, kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan memastikan sapi, kambing, kerbau produktif tidak dijual. Hewan produktif diantaranya betina yang masih berpotensi menghasilkan anak. Saat tidak terjual ternak yang dijual untuk kebutuhan hewan kurban masih bisa dibudidayakan.

Sesuai catatan pihaknya, sebanyak 6.595 ekor hewan dikurbankan pada Iduladha 1441 Hijriah. Jumlah tersebut meliputi 17 ekor kerbau, 131 ekor domba, 1.174 ekor sapi dan kambing sebanyak 5.273 ekor. Data tersebut tercatat hingga Sabtu (1/8) sebab masih memungkinkan penyembelihan hewan kurban di 17 kecamatan di Lamsel hingga Minggu (2/8).

Lihat juga...