Anti-Rugi Ini Cara Pedagang Hewan Kurban Mengatasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Selalu muncul pertanyaan akan dikemanakan hewan kurban Iduladha yang tidak terjual oleh pedagang. Meski menyediakan hewan kurban jenis sapi, kerbau, kambing sejumlah pedagang mengaku tidak semuanya terjual.

Jumari, pedagang hewan kurban di Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut tidak ada kata rugi bagi pedagang ternak.

Jumari menyebut menjual sekitar 50 ekor kambing kacang, rambon dan etawa. Hanya terjual sebanyak 39 ekor dan tersisa sebanyak 11 ekor kambing jantan. Rata-rata kambing tersebut telah dijualnya sejak pertengahan hingga akhir Juli. Sisa belasan ekor kambing menurutnya merupakan pejantan atau bandot. Solusinya ia tetap akan memelihara kambing tersebut untuk kebutuhan daging penjual sate.

Sebanyak 6 ekor kambing telah menjadi miliknya sementara 5 ekor merupakan titipan peternak. Peternak disebutnya tetap memberikan uang titip kepadanya karena sebagian ternak laku terjual. Sisanya akan diambil kembali untuk dibesarkan sebagai pejantan dan bisa dijual ke pedagang yang mencari untuk pasokan pemilik usaha kuliner dan rumah potong hewan (RPH).

“Pedagang ternak tetap memiliki resep anti rugi karena semua hewan yang dijual dalam kondisi sehat kalaupun tidak terjual untuk hewan kurban masih bisa dipelihara dan tetap menguntungkan. Terlebih hewan yang kami jual dalam kondisi hidup,” papar Jumari saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (1/8/2020).

Resep anti rugi pedagang ternak menurut Jumari juga terletak pada modal. Sebagian modal yang dimilikinya merupakan pinjaman langsung dari peternak.

Trik yang digunakan adalah saat peternak menitipkan hewan kurban maka harga akan ditentukan sehingga ia bisa menjual harga lebih tinggi. Pemilik ternak yang akan menjual mematok harga Rp1,8 juta bisa dijualnya seharga lebih dari Rp2 juta.

Lihat juga...