Mengedukasi Anak-anak Lewat Olahraga dan Permainan Tradisional
Editor: Makmun Hidayat
Sejumlah permainan kerap diajarkan oleh Ardy Yanto untuk menjadi variasi. Ia mengajarkan anak-anak di Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni membuat origami atau seni melipat kertas. Selain kegiatan membuat permainan dari kertas sebagian anak diajari membuat gasing. Semakin banyak permainan yang dibuat ia menyebut akan semakin banyak anak bisa terlibat dan berinteraksi.
“Pada hari anak nasional ini menjadi kesempatan saya untuk mengedukasi anak-anak agar tetap bisa belajar namun bisa sembari bermain,” paparnya.
Selain kegiatan olahraga, permainan tradisional kegiatan mendongeng jadi pilihan pengisi waktu luang. Sejumlah buku koleksi dongeng, komik disediakan pada perpustakaan miliknya. Proporsi waktu yang seimbang antara olahraga, bermain, belajar bagi anak anak akan mendorong tumbuh kembang anak. Terlebih saat masa pandemi aktivitas fisik luar ruangan terkena sinar matahari menyehatkan.
Aldo, salah satu anak menyebut pada tahun ajaran baru 2020/2021 ia sempat berangkat ke sekolah. Diisi dengan kegiatan perkenalan dan pembagian kelas,kegiatan belajar dari rumah dilakukan dengan sistem jarak jauh. Sejumlah tugas belajar diberikan guru melalui WhatsApp. Namun usai kegiatan belajar ia tetap memilih bermain bersama teman sebaya.
“Ada tugas dari guru untuk membuat permainan dari kertas jadi sekaligus untuk kegiatan bermain saat waktu luang,” terang siswa kelas 3 SD tersebut.

Iin Mutmainah, Direktur Kreatif Komunitas Dongeng Dakocan saat dikonfirmasi menyebut dunia anak masih dipenuhi kegiatan bermain. Sejumlah kegiatan edukatif bisa dilakukan dengan menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan anak. Pada lingkungan pedesaan sejumlah permainan edukatif kerap memanfaatkan bahan yang mudah diperoleh.