Mengedukasi Anak-anak dengan Permainan Tradisional

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Sejumlah permainan tradisional jadi alternatif pengisi waktu luang selama masa belajar dari rumah. Sejumlah permainan tradisional sekaligus jadi bahan edukasi untuk anak-anak.

Demikian diungkapkan Made Sugita, salah satu orangtua di Desa Tridharmayoga, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan..

Ia menyebut kewajiban anak-anak tetap belajar sistem dalam jaringan (daring) tidak dikesampingkan. Namun sebagai orangtua mengarahkan anak untuk mengisi waktu dengan hal positif mutlak dilakukan. Permainan tradisional sebutnya jadi pilihan pengisi waktu luang. Ketergantungan pada gawai membuat screen time atau waktu berhadapan dengan layar gawai meningkat.

Potensi pengalihan waktu sekaligus batasan screen time dilakukan melalui eksplorasi di luar rumah. Memasuki bulan September anak-anak menyukai permainan layang layang, gasing. Selama kegiatan belajar daring anak-anak diakuinya cenderung selalu berada di rumah. Hal tersebut mengurangi aktivitas fisik dan memengaruhi kesehatan mata.

“Gawai jadi kebutuhan pokok untuk belajar, namun screen time tetap dipantau orangtua dengan bijak membagi waktu dan mengarahkan kegiatan lain yang berdampak positif bagi tumbuh kembang anak dan interaksi sosial dengan anak sebaya,” terang Made Sugita saat ditemui Cendana News, Kamis (10/9/2020).

Permainan tradisional gasing kayu jadi aktivitas musiman anak-anak di desanya. Meski permainan tempo dulu ia memastikan sejumlah orangtua masih bisa mengajarkan proses pembuatan hingga tata cara permainan. Kreativitas, waktu bergerak serta kerja sama antaranak bisa terjalin saat bermain. Hal tersebut ikut mengurangi kecenderungan bermain game dengan gawai.

Lihat juga...