Permainan Edukatif Tradisional Alternatif Media Pembelajaran Kala Liburan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Kegiatan liburan sejumlah anak usia sekolah menjadi kesempatan untuk melakukan kegiatan edukatif. Setelah selama hampir setahun bergelut dengan pembelaran dalam jaringan (daring) kebosanan kerap melanda anak.

Kondisi demikian diakui Armen, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Ia menyebutkan, mainan berbahan kayu, triplek bisa dikreasikan menjadi miniatur bus, truk. Pemotongan kayu dengan bentuk yang simetris bisa menjadi puzzle. Ia bahkan bisa membuat permainan yang menarik bagi anak berupa kuda kudaan, topeng dan permainan unik lain.

“Sejumlah permainan saat ini banyak ditemui anak anak bersifat modern dari plastik, besi bahkan ada yang sudah dikendalikan dengan remote, sebagian bermain game online sehingga permainan yang bisa menjadi pembelajaran motorik anak bisa jadi alternatif,” terang Armen saat ditemui Cendana News, Kamis (8/7/2021).

Armen  memperlihatkan setiap detail proses pembuatan mainan edukatif. Proses memotong hingga merangkai semua bahan dengan lem, membuat ban bisa ditiru. Sifat anak yang mudah menyerap ilmu baru sebutnya melahirkan rasa ingin tahu (kurositas), kreatifitas.

Jenis permainan balok hasil sisa potongan kayu sebut Armen juga menjadi media pembelajaran. Rancang bangun dari potongan kayu yang disusun menciptakan imaginasi anak.

“Anak kerap ingin memiliki profesi sebagai pengemudi, berimaginasi mengangkut barang sehingga miniatur bisa jadi mainan edukasi,” ulasnya.

Nathanel, salah satu anak usia TK memilih mengisi waktu libur dengan bermain. Bermain truk oleng kerap dilakukan bersama teman teman sebaya.

Melatih motorik, imaginasi dan rasa ingin tahu anak dilakukan Armen dengan mengajari anak proses pembuatan miniatur truk oleng mainan, Kamis (8/7/2021). Foto: Henk Widi
Lihat juga...