Masuki Panen Penyelang, Harga Cengkih Alami Penurunan
Editor: Makmun Hidayat

Masa panen penyelang menurut Maimunah bisa digunakan untuk kebutuhan sehari hari. Selama masa pandemi Covid-19 selain hasil panen cengkih ia bisa memanen pisang,petai dan kelapa. Hasil panen yang akan dibeli oleh para pengepul dan perantara jual beli komoditas pertanian atau cengkau menjadi sumber penghasilan mingguan,bulanan dan tahunan.
“Buah cengkih menjadi salah satu hasil komoditas pertanian yang bisa dipanen setiap tahun bisa jadi tabungan,” terang Maimunah.
Petani lain bernama Ibrahim menyebut memanen cengkih silaut dengan jenis bibit yang cepat berbuah. Pemilihan bibit yang berkualitas menurutnya diperoleh dari tempat pembibitan di kaki Gunung Rajabasa. Memiliki pohon cengkih usia lebih dari lima tahun ia bisa memanen cengkeh dengan menggunakan tangga bambu. Cengkih yang dipanen dengan proses pemetikan akan dilakukan bersama bagian tangkai dan daun.
Meski harga cengkih mencapai Rp50.000 per kilogram ia tetap bisa menjual bagian tangkai dan daun. Tangkai atau bangkrang tetap bisa dijual dengan harga Rp5.000 per kilogram. Bagian daun, tangkai menurutnya bisa dipergunakan untuk proses pembuatan minyak cengkih. Meski memiliki nilai tambah saat dibuat minyak namun warga enggan mengolahnya karena butuh proses lama.
Memiliki ratusan batang pohon cengkih menurut Ibrahim panen dilakukan bertahap. Panen dilakukan pada buah yang telah matang dan bagian yang muda akan dipanen tahap berikutnya. Dalam satu kali musim panen petani membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk proses pemanenan. Sebab ia memilih melakukan proses pemanenan tanpa menggunakan tenaga kerja upahan sehingga bisa lebih telaten.