Masuki Panen Penyelang, Harga Cengkih Alami Penurunan

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Harga komoditas cengkih atau Syzgium aromaticum di Lampung Selatan (Lamsel) alami penurunan.

Maimunah, petani di Dusun Kayu Tabu,Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menyebut memanen cengkih varietas silaut. Harga cengkeh kering menurutnya hanya Rp50.000 di level petani dari sebelumnya Rp70.000 atau alami penurunan Rp20.000 per kilogram.

Penurunan harga komoditas cengkih menurutnya berlangsung sejak dua musim panen. Panen penyelang atau masa berbuah yang kurang banyak membuat pasokan cengkih berkurang. Meski jumlah pasokan komoditas berkurang namun ia menyebut harga belum alami kenaikan. Jenis cengkih tersebut dipanen dengan proses udokan dengan memungut cengkih yang rontok.

Proses panen udokan dilakukan saat buah cengkih mendekati masa berbunga. Buah cengkih yang sudah rontok kerap tercampur dengan dengan buah yang masih muda. Imbasnya jenis cengkih asalan memiliki harga jual yang lebih rendah. Harga bisa lebih mahal pada jenis cengkih yang dipanen dengan teknik petik di pohon. Harga bisa mencapai Rp75.000 dengan kualitas lebih bagus.

“Petani melakukan penanaman cengkih dengan tanaman lain seperti petai, pisang, lombok dan serta kelapa sehingga saat panen bisa mendapatkan hasil yang beragam,” terang Maimunah saat ditemui Cendana News, Senin (13/7/2020).

Usai dipanen cengkih akan dijemur memanfaatkan sinar matahari selama empat hari. Memiliki sebanyak 100 batang tanaman cengkih ia mampu memanen rata rata 20 kilogram cengkih per batang. Proses ngudok atau memungut cengkih menurutnya kerap mendapatkan hasil hingga belasan kilogram. Hasil panen cengkih akan disimpan dalam kondisi kering untuk dijual ke pengepul.

Lihat juga...